Sabtu, 20 Januari 2018

Aliran rasa #11

Bismillahirrahmanirrahim...

Tantangan 10 hari level 11 telah selesai dan kali ini berbeda dengan tantangan sebelumnya di kelas bunda sayang. Jika sebelum-sebelumnya kami menceritakan tentang kegiatan di rumah dalam membersamai anak, kali ini tantangannya menuliskan dan mereview hasil diskusi. Jadi tugas antara bunda yang satu dengan yang lainnya pada dasarnya sama.

Nah, karena itu pula, kali ini tantangannya lebih mudah dibandingkan dengan tantangan sebelumnya karena tinggal copy paste. Hehehe 😄😄😄

Dalam mengerjakan T10 ini, juga diwarnai dengan Meysya yang (akhirnya) kena cacar juga. Daaan...juga paling parah. Sampai sekarangpun bekasnya belum hilang-hilang...

Tapi alhamdulillah... Semuanya sudah berhasil dilewati, dan tantangan kali ini pun memberikan baaanyaaaak ilmu mengenai fitrah seksualitas anak. Bagaimana menyikapi anak dalam.pergaulan, kapan menjelaskan ke anak tentang haid, rahim, dan mimpi basah, bagaimana kedekatan anak dengan orangtua berdasarkan fase umurnya... Dan masih banyak pembahasan yang mampu membuka pikiran dan wawasan kami, terkhusus saya pribadi yang masih awam dan miskin ilmu parenting



Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 

#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Senin, 15 Januari 2018

Tantangan hari ke - 10 #11



Bismillahirrahmanirrahim...


Bunda Nasruniyati Mahmud dan Bunda Wahyuni Saidin menutup tantangan 10 hari level 11 ini dengan memaparkan "PERAN ORANGTUA TERHADAP FITRAH SEKSUALITAS ANAK.




Terus ini seharusnya peran orang tua terhadap pengembangan fitrah seksual anak.

👇👇👇

Mendidik  fitrah anak orangtua sangat perlu untuk mengantisipasi hal ini; dimulai dari fase pengasuhan anak.


Mendidik Fitrah Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki Juga bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan.


Hal ini disampaikan oleh Harry Santosa, pakar parenting berbasiskan fitrah. Ia menjelaskan, fitrah seksualitas ini perlu dirawat dengan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia akil baligh (15 tahun).


Menurut Harry, pada tahap usia 0-2 tahun, anak lelaki maupun anak perempuan seyogyanya lebih didekatkan kepada Ibu karena masih dalam masa menyusui. “Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah keimanan dan fitrah seksualitas,” tutur Harry.


Sedangkan pada tahap usia 3 hingga 6 tahun merupakan tahap Penguatan Konsepsi Gender dengan imaji positif tentang gendernya masing masing. “Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun,” Harry menambahkan.


Pada tahap usia 7 hingga 10 tahun ialah fase penyadaran Potensi Gender dengan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Anak lelaki yang telah ajeg konsep kelelakiannya pada usia 0-6 tahun, maka kini disadarkan potensi kelelakiannya langsung dari Ayah. Anak lelaki lebih didekatkan ke Ayah.


“Ayah mengajak anak lelakinya pada peran dan aktifitas kelelakian pada kehidupan dan sosialnya, termasuk menjelaskan mimpi basah, fungsi sperma dan mandi wajib. Begitupula anak perempuan lebih didekatkan ke Ibu untuk disadarkan peran keperempuanannya dalam kehidupan sosialnya. Indikator di tahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, anak perempuan kagum dan ingin seperti ibunya,” tukas Harry.


Sedangkan pada usia 11 hingga 14 tahun adalah tahap Pengujian Eksistensi melalui ujian dalam kehidupan nyata. Anak lelaki yang telah sadar potensi kelelakiannya kini harus diuji dengan memahami mendalam lawan jenisnya langsung dari ibunya.


“Maka anak lelaki di tahap ini lebih didekatkan kepada ibunya agar memahami cara pandang perempuan dari kacamata perempuan (dalam hal ini ibunya). Anak perempuan juga sebaliknya, lebih didekatkan ke ayahnya agar memahami mendalam bagaimana cara pandang lelaki dari kacamata lelaki (dalam hal ini ayahnya),”


Hingga pada usia 15 tahun hingga lebih ialah tahap penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga menjadi peran keayahbundaan. Masa ini, ia mengatakan, merupakan masa Aqil Baligh atau anak bukan lagi anak-anak, tetapi mitra bagi orangtuanya. Secara syariah anak telah Mukalaf atau mampu memikul beban syariah, termasuk kemampuan untuk menikah atau menjadi ayah sejati atau menjadi ibu sejati.


“Anak-anak yang kehilangan salah satu sosok orangtua baik karena meninggal atau karena perceraian, maka wajib segera diberikan sosok pengganti sampai mencapai aqilbaligh baik dari keluarga besar maupun komunitas/jamaah kaum Muslimin,” tukasnya.


Ia menekankan, fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan.


“penyimpangan fitrah seksualitas, bukan genetik tetapi karena salah pengasuhan atau tidak diagendakan dalam pendidikan atau penularan perilaku lingkungan,”


Menurut Elly risman, dalam tahap perkembangan anak, aspek yang biasanya luput dari perhatian orangtua adalah perkembangan seksual. Sementara anak-anak mengalami dua masa kritis, yakni saat berusia tiga tahun dan saat pubertas.

🍁🍁🍁🍁🍁

Tanya jawab :

1. (T) Pada usia 3 tahun dikatakan kritis pada kondisi seperti apa bun?

(J) Pada saat usia ini  anak-anak harus mendapat pemahaman yang benar mengenai jati dirinya. Misal, anak laki-laki diarahkan menjadi laki-laki, begitu juga perempuan harus diarahkan sebagai kaum hawa.
Komunikasi sangat berpengaruh, cara orangtua berkomunikasi dengan anak salah satu yang paling berbahaya. Memerintah, menyalahkan, membanding-bandingkan, berbohong, mengkritik berdampak bikin anak menjadi tidak berharga, konsep diri buruk dan dendam. Dan diusia ini jg sangat besar pengaruh gadget. Jika anak sdh terlanjur kenal. Berpotensi terpapar pornografi

2. Bagaimana atau apa yang dilakukan,  bila orang tua sudah menemukan teman bermain anak yg memberi pengaruh tidak baik ke anak-anak ?

(J) Kalau saya jujur belum merasakan ini dalam kehidupan realnya..

Namun Mendidik  fitrah anak, orangtua sangat perlu untuk mengantisipasi  dimulai dari fase pengasuhan anak. Seperti penjelasan diawal tadi

Tidak bosan menasehati,memberitahu serta mendoakan.

3. (T) Bgmn kl anak rusak krn orang tuanya?

Terus terang sy masih shock, td plg arisan sy singgah dirumah kk, dan ipar sy cerita kl ada salah seorang pekerjanya masuk penjara, krn perkosa anak kandungnya usia 10 thn. Astaghfirullah pdhl kata mama, orgnya sehari2 pendiam tdk banyak bicara. Tp memang org tua bercerai, anak ikut bpk dan kakek nenek.

Sedih membayangkan masa depan anak itu 😢

(J) Dua hal yang penting (dari sekian banyak hal yang harus diperhatikan):
1. Orang tua harus mengajarkan dasar-dasar ilmu agama, adab islam dan akhlak mulia
Jika tidak ada dasar agama, anak bisa jadi sukses dunia tetapi tidak memperhatikan bakti kepada kedua orang tua dan mempunyai adab yang buruk atau menelantarkan orang tua ketika mereka di usia tua
sebagaimana perkataan:
 ﻳﺎﺃﺑﺖ, ﺇﻧﻚ ﻋﻘﻘﺘﻨﻲ ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻓﻌﻘﻘﺘﻚ ﻛﺒﻴﺮﺍ, ﻭﺃﺿﻌﺘﻨﻲ ﻭﻟﺪﺍ ﻓﺄﺿﻌﺘﻚ ﺷﻴﺨﺎ
“Wahai ayahku, sungguh engkau mendurhakaiku di waktu kecil maka aku pun mendurhakaimu dikala aku besar. Engkau menelantarkanku di waktu kecil maka aku

terlantarkan engkau di kala tua nanti.” [3]
Sedangkan anak yang baik agamanya ia akan berusaha berbakti kepada orang tua mereka
2. Orang tua harus memperhatikan  baik-baik, dengan siapa anak-anak bergaul dan lingkungannya
Sebagian orang tua kaget, anak mereka baik di rumah tetapi menjadi rusak di luar rumah. Karena orang tua tidak melarang atau mengarahkan ketika anak-anak mereka ketika berada di lingkungan yang buruk atau teman-teman yang buruk. Anak-anak dan manusia secara umum sangat cepat terpengaruh teman dan lingkungan mereka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺍﻟْﻤَﺮْﺀُ ﻋَﻠَﻰ ﺩِﻳﻦِ ﺧَﻠِﻴﻠِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﻨْﻈُﺮْ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻞُ
“Seseorang akan sesuai dengan kebiasaan/sifat sahabatnya. Oleh karena itu, perhatikanlah siapa yang akan menjadi sahabat kalian ”.

SANGAT PENTING memperhatikan lingkungan dan pertemanan anak-anak kita.
Hendaknya ayah sebagai kepala keluarga benar-benar memperhatikan hal ini. Intropeksi diri dan jauhi maksiat karena maksiat yang suami lakukan bisa berpengaruh buruk pada istri dan anak-anaknya
Sebagian ulama berkata,
إن عصيت الله رأيت ذلك في خلق زوجتي و أهلي و دابتي
“Sungguh, ketika bermaksiat kepada Allah, aku mengetahui dampak buruknya ada pada perilaku istriku, keluargaku dan anak-anakku serta hewan tungganganku.”
Demikian semoga bermanfaat.

Inilah dampaknya bund kalau orang tua tidak faham tanggungjawabnya sebagai ayah. Padahal seharusnya peran ayah itu menjauhkan diri dan keluarga dari api neraka

🍀🍀🍀🍀🍀


Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 

#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Tantangan hari ke - 9 #11



Bismillahirrahmanirrahim...

Tantangan hari ke - 9 bunda sayang kali ini dibawakan oleh Bunda Serliana dan Bunda Gesha. Materi yang disampaikan terkait fitrah sekaualitas anak adalah fitrah seksualitas berdasarkan jenis kelamin.

Tantangan yang dihadapi di era ini terkait gender adalah :

  1. Maraknya penyimpangan seksual (LGBT)
  2. Komunitas pendukung LGBT
  3. Kekerasan seksual
  4. Dll

A. Fitrah seksual anak laki-laki



Pada usia pra latih (0-2 tahun, 2-6 tahun)
Usia 0-2 tahun. Anak lelaki didekatkan pada ibunya karena masa menyusui. Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah seksualitas.

Usia 3-6 tahun didekatkan pada ayah ibunya.
Ini Tahapan penguatan konsepsi gender dengan imaji imaji positif tentang laki laki. Ayah dan ibu harus hadir pada fase ini. 
Usia 3 tahun identitas harus jelas bagaimana bersikap, berbicara, merasa lak laki. Dimulai dari hal yang paling sederhana dari pakaian, toileting dan sebagainya. Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas ditahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut dirinya sebagai laki laki.

Pre Aqilbaligh (7-10 th)
Ini tahap membangkitkan kesadaran seksualitas lewat kedekatan dan peran sosial.
Anak laki laki di dekatkan ke ayah agar peran sosial seorang lelaki dan seorang ayah didapatkan dari ayahnya. Indikator ditahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya.

Pre Aqilbaligh II (10-14 th)

Ini tahap pengujian eksistensi melalui ujian dalam kehidupan nyata.

Anak lelaki didekatkan ke ibu agar memahami mendalam cara pandang perempuan dari kacamata perempuan (dalam hal ini ibunya).


Kamar dipisah.

“perintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika berusia 7 tahun, dan pukullah jika enggan melakukan shalat bila telah berusi 10 tahun, serta pisahkanlah tempat tidur diantara mereka.” (HR. Abu Dawud).

Sangat jelas perintah hadits ini, kita hendaknya memisahkan tempat tidur anak dari orang tua begitu usianya 10 tahun. Anak laki laki hendaknya tidur terpisah dari saudaranya yang perempuan. Anak laki laki tidak boleh tidur dalam satu sarung dengan sesama laki-laki, meskipun itu kakak atau adiknya sendiri.

Indikator ditahap ini adalah persiapan dan keinginan bertanggung jawab menjadi ayah.
   
Post Aqilbaligh (>15 tahun)

Ini tahap penyempurnaan fitrah seksualitas. Ini adalah masa dimana anak lai laki bukan lagi anak anak, tetapi mitra bagi orangtuanya. Mereka adalah personal yang dewasa dengan peran keayahan yang kokoh.

Mereka telah mukalaf atau mampu memikul beban syariah, termasuk kemampuan untuk menikah atau menjadi ayah sejati.

  
B. Fitrah seksual anak perempuan



Fitrah seksualitas keperempuanan adalah bagaimana seseorang perempuan itu berfikir, bertindak, bersikap, berpakaian dll sebagai seorang perempuan

Tahapan-tahapan anak berdasarkan fitrah seksualnya dibagi menjadi :


Usia 0-2 tahun, anak  perempuan didekatkan pada ibunya karena ada proses menyusui

usia 3 - 6 tahun anak perempuan harus dekat dengan ayah ibunya agar memiliki keseimbangan emosional dan rasional apalagi anak sudah harus memastikan identitas seksualitasnya sejak usia 3 tahun.

Ajarkan anak wanita utk bersikap sepatutnya terhadap lelaki asing atau yg bukan mahram. Ramah boleh tapi tetap jaga kemuliaan diri

Saat anak wanita belum baligh atau masih anak2, ajarkan ia utk membedakan
 3 jenis sentuhan : pantas, meragukan dan haram
👉Sentuhan pantas itu muaranya kasih sayang. Ini dilakukan oleh orang lain kepada anak wanita yg belum baligh di bagian sekitar kepala dan pundak
👉Sentuhan yg meragukan. Yakni antara kasing sayang versus nafsu. Biasanya berpindah-pindah tempat. Dari kepala turun ke bahu trus ke pinggang
Jika sudah melewati batas bahu, yakni ke pinggang, atau ke perut, ajarkan anak utk menolak dgn kalimat “Aku gak suka ah”
Terakhir,
👉 sentuhan haram yakni di wilayah sekitar kemaluan dan buah dada. Ajarkan anak kemampuan utk menolak dan menghindar

Ketika usia 7 - 10 tahun,anak perempuan didekatkan ke ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit. Maka wahai para ibu jadikanlah tangan anda sakti dalam merawat dan melayani, lalu jadikanlah kaki anda sakti dalam urusan keperempuanan dan keibuan.
Ibu harus jadi wanita pertama hebat yang dikenang anak anak perempuannya dalam peran seksualitas keperempuanannya. Ibu pula orang pertama yang harus menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan.


Sejalan dengan di atas, pada tahap ini, anak perempuan lebih didekatkan kepada ibunya, agar mendapat suplai “keibuan” atau suplai feminitas, melalui interaksi aktifitas dengan peran peran sejati sosial keperempuanan, misalnya merawat keluarga, memasak, menjahit, menata rumah, menata keuangan dstnya.

Para Bunda, disarankan berhenti “catering” dan “menjahit sendiri”, tunjukan pada anak perempuan bahwa tangan dan kaki bunda “sakti”. Jadikan “mukena” pertamanya adalah jahitan tangan ibunya sendiri.

Sederhana bukan?

Para Bunda sebaiknya mulai berusaha menjadi idola bagi anak perempuannya, sampai ia berkata. “Aku ingin seperti bunda, keren banget”.

Bunda juga yang harus menjelaskan tentang “haidh” dan fiqh perempuan, seperti mandi wajib, peran wanita dalam masyarakat, konsep tanggungjawab aqilbaligh, pokok aqidah dstnya ketika anak perempuannya menjelang usia 10 tahun

Anak perempuan yang tidak dekat dengan Ibunya atau kekurangan suplai “feminitas” pada tahap ini, diragukan akan menjadi perempuan sejati atau ibu yang baik kelak.


Pada tahapan usianya ini pula seorang anak perempuan juga harus diberikan bekal pendidikan tentang tata cara bergaul semenjak kecil. Baiknya orang tua menjelaskan tentang batasan-batasan bergaul dengan lelaki. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh rasul, beliau mengajari anak perempuannya untuk tidur terpisah dengan anak laki-laki semenjak usia si anak mencapai 10 tahun. Beliau juga memberikan penjelasan tentang pentingnya perempuan untuk menjaga pandangannya, dan berpenampilan agar tidak menyerupai laki-laki.

*Mengajarkan Tata cara berpakaian yang islami (menutup aurat)
Diriwayatkan dari Aisyah ra: bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah SAW dengan kondisi ia berpakaian pendek, maka berpalinglah Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR. Abu Daud)

Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Quran:

“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh merek. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab:59)


*Mengajarkan pekerjaan rumah tangga
Sejatinya kodrat setiap perempuan saat dewasa adalah menjadi seorang istri. Dan istri yang baik adalah mereka yang mampu menjalankan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, merawat anak, membersihkan rumah dan sejenisnya. Maka itu, semenjak kecil anak harus dibiasakan dengan pekerjaan rumah. Sedikit demi sedikit, seperti mulai mengajarinya menyapu lantai. Dengan demikian, saat ia telah dipinang oleh laki-laki, ia siap menjalani kewajibannya.


Selain itu, ajarkan juga kepada anak wanita kita tentang siapa itu saudara, sahabat, kenalan dan orang asing. Sikapi dgn beda

usia 11 - 14
Nah inilah tahap kritikal, usia dimana puncak fitrah seksualitas dimulai serius menuju peran untuk kedewasaan dan pernikahan.

Di tahap ini secara biologis, peran reproduksi dimunculkan oleh Allah SWT secara alamiah, dimana anak perempuan mengalami menstruasi pada tahap ini. Secara syahwati, mereka sudah tertarik dengan lawan jenis.

Pada tahap ini, anak perempuan didekatkan ke ayah agar seorang perempuan yang di masa balighnya sudah mengenal ketertarikan pada lawan jenis, maka disaat yang sama harus memahami secara empati langsung dari sosok lelaki terdekatnya, yaitu ayahnya, bagaimana lelaki harus diperhatikan, dipahami dan diperlakukan dari kacamata lelaki bukan kacamata perempuan. Bagi anak perempuan, ayahnya harus menjadi sosok lelaki ideal pertama baginya sekaligus tempat curhat baginya.

Buat anak wanita tidak membutuhkan sosok lelaki lain yg jadi ‘pahlawan’ nya selain ayah, kakek dan kakak kandungan. Saat anak wanita mulai jatuh cinta, ia akan jadikan AYAH sebagai mentor cintanya. Tak ingin ditipu lelaki buaya. Nasehat ayah jadi panduan
Saat anak wanita siap menikah, ia mencari sosok lelaki yg seperti ayahnya. Atau setidaknya pilihan ayahnya
Bahkan saat anak wanita menjalani gonjang ganjing pernikahan. Ia tak butuh lelaki lain sebagai tempat curhat. Ayahnya lah yg jadi labuhan

Anak perempuan yang tidak dekat ayahnya di tahap ini, kelak berpeluang besar menyerahkan tubuh dan kehormatannya pada lelaki yang dianggap dapat menggantikan sosok ayahnya yang hilang dimasa sebelumnya.

Begitupula sebaliknya, setelah fitrah seksualitas keperempuanan dari anak perempuan dianggap tuntas bersama ibunya, kini saatnya anak perempuan lebih didekatkan kepada ayahnya, agar dapat memahami lelaki dari cara pandang seorang lelaki.

Anak perempuan harus memahami “bahasa seorang lelaki” secara mendalam, karena kelak dia akan menjadi istri dari seorang lelaki yang juga menjadi ayah dan imam bagi keluarganya.

Anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya di tahap ini, kelak menurut riset berpeluang 6 kali menyerahkan tubuhnya kepada lelaki yang dianggap sosok ayahnya.

Anak perempuan yang dekat dengan ayahnya, secara alamiah memiliki mekanisme bertahan untuk mampu membedakan mata lelaki baik dan mana lelaki buruk dalam kehidupan sosialnya.

Ibu bisa mengajari  anak wanita kita akan keutamaan menjaga kesucian diri bukan sekedar menjaga keperawanan. Suci dan perawan itu beda !

Perawan terkait dengan faktor fisik, dimana selaput dara tidak robek. Sementara suci terkait dgn faktor akhlak dan sikap..

Usia >15 tahun

fitrah seksualitas keperempuanan matang menjadi peran keibuan sejati.

Wujudnya adalah kesiapan untuk memikul beban rumahtangga melalui pernikahan, membangun keluarga, menjalani peran dalam keluarga yang beradab pada pasangan dan keturunannya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Tanya jawab:

1. (T) Java blm lama ini bilang mau jd seperti pak H...gurunya waktu di TK. Di tny knp mau jd seperti Pak H.. katanya Khan ngajari orang iqro dpt pahala terus.

Ehm.. apakah ini tanda kagum dengan sosok guru nya atau Krn kangen ya 😁

(J) Berarti peran sosial nya sudah mulai muncul tuh bunda ririn. Kalo saya secara pribadi, disinilah peran kita sebagai ibu untuk memberi pemahaman bahwa menjadi apa saja insyaa Allah akan sama nilainya ketika kita ikhlas dan mau berbagi kepada orang lain... 
Kita bisa menguatkan peran ayah nya selama ini dengan menceritakan apa yg dikerjakan oleh ayahnya,  kebermanfaatan ayahnya buat orang lain gak kalah dengan  kebermanfaatan pak H di depan java.

2. (T) Umur brp sebaiknya anak diajari untuk jabat tangan hanya dgn mahromnya ya?

(J) menurut saya sdh dikenalkan sejak usia 7 tahun dan benar2 ditanamkan usia 10 th seperti halnya perintah shalat.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Sumber referensi :

*Al-Qur’an 

*Harry Santosa, Fitrah Based Education

*https://www.google.co.id/amp/s/seizeyours.wordpress.com/2015/09/11/tips-parenting-mendidik-anak-perempuan-ust-bendri-jaisyurrahman/amp/


Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 

#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Tantangan hari ke - 8 #11



Bismillahirrahmanirrahim...

Diskusi hari ke - 8 mengenai fitrah seksualitas anak dibawakan dengan lugas oleh Bunda Tasya  dan Bunda Mukhlisa. Kelompok 8 mengangkat bahasan yang lebih mengerucut yaitu mengenai batasan mahram. Poinnya dibahas dibawah ini ...

1. Kaitan Pengenalan Mahram Pada Anak Dan Fitrah Seksualitas-nya.

Selama beberapa hari terakhir ini, kita telah berulang kali membaca pemahaman bahwa Fitrah Seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrah penciptaan, bail sebagai lelaki sejati atau wanita sejati. 

Lalu apa yg terjadi ketika anak-anak kita sudah dapat dengan yakin/ajeg dengan identitas Seksualnya? Apakah dengan itu fitrah seksualitas-nya sudah sempurna? Tentu belum, karena kunci berikutnya adalah dia harus dapat bersikap dengan benar sesuai identitas seksualnya, termasuk bagaimana bersikap pada teman, keluarga,masyarakat dengan identitas seksual berbeda. Dan dalam agama Islam, hal ini diatur salah satunya dalam Bab Mahram. 

2. Mengapa perlu mengenalkan Mahram pada Anak

Agama Islam adalah agama yg syamil. Termasuk dalam mengatur mengenai bagaimana seseorang bersikap dengan lingkungannya, baik yg keluarga ataupun tidak. Dengan mengenalkan Mahram kepada anak, mereka akan mengerti dan bisa menjaga sikap/adab yg benar dengan lawan jenis walaupun masih ada hubungan kekeluargaan.

Hal ini juga dapat mencegah terjadinya pelecehan Seksual pada anak, yg menurut data KPAI, justru banyak dilakukannya oleh keluarga atau orang terdekat. 

Masih banyak orangtua yg merasa tenang dan longgar saja pengawasan anak-anaknya pada orang-orang yg dianggap masih 'keluarga'. Contoh yg kerap terjadi misalnya membiarkan anak-anak berpakaian seadanya (kaos  dalam-celana dalam) di hadapan keluarga besar. Lalu kemudian ketika pelecehan terjadi, baru orangtua terkaget-kaget dan marah. 😡

3. Pengertian Mahram

Definisi Mahram adalah wanita yg Haram untuk dinikahi (bagi laki2). Atau sebaliknya laki2 yg Haram untuk dinikahi (bagi perempuan). Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran : 


وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آَبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا (22) حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا (23) وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ كِتَابَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَا وَرَاءَ ذَلِكُمْ أَنْ تَبْتَغُوا بِأَمْوَالِكُمْ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.” (QS. An Nisa’: 22-24)

Dengan adanya Mahram ini, berlaku pula adab2 yg mengaturnya:

1. Larangan tidak boleh menikahi laki2/perempuan yg masih Mahram.
2. Larangan melakukan perjalanan/safar bagi wanita kecuali dengan didampingi mahramnya.
3. Tidak bersalaman dengan non mahram.
4. Tidak membuka pakaian/perhiasan (sampai batas yg biasa) pada non mahram.
Batasan yg dianggap biasa adalah memperlihatkan wajah, selendang, cincin dan anting.
5. Boleh berkumpul dengan Mahram tanpa adanya pemisah.
6. Boleh berduaan dengan Mahram (Dan larangan dengan non mahram).
7. Boleh dipandang selain batas pusar-lutut (laki2) atau dada-lutut (perempuan) dengan Mahram, dan kewajiban menjaga pandangan bagi non mahram.
8. Dsb

4. Jenis2 Mahram

Adapun Mahram pada prakteknya dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan penyebabnya:


Muabbad (berlaku selamanya). Artinya hubungan yg berlaku selamanya:

1. karena Nasab/keturunan

2. karena Perkawinan

Adalah Mahram yg terjadinya karena adanya pernikahan :

a. Menantu perempuan
b. Ibu Mertua (ibu kandung ataupun ibu tiri)
c. Anak perempuan istri (Anak bawaan).

3. karena persusuan:
Adalah hubungan yg terjadi akibat dari disusuinya seorang Anak  pada wanita selain ibu kandungnya. Terdapatan pendapat mengenai jumlah persusuan yg menyebabkan terjadinya Mahram. Namun pendapat mayoritas adalah 5x persusuan. 
Mahram karena persusuan meliputi:

a.Wanita yg menyusuinya
b.Ibu dari wanita yg menyusuinya
c.Ibu Mertua dari wanita yg menyusuinya
d.Saudara perempuan dari wanita yg menyusuinya.
e. Anak perempuan dari wanita yg menyusuinya
f. Keponakan perempuan dari wanita yg menyusuinya
g. Ipar perempuan dari wanita yg menyusuinya
h. Istri lain dari suami wanita yg menyusuinya.

Muaqqat (kondisi sementara).
 Artinya Ada syarat kondisi tertentu, dan selamat kondisi itu terpenuhi maka menjadi Mahram. Ketika kondisi ya sudah tidak Ada, maka hubungan Mahram pun terputus. Yg termasuk: 

1. Ipar wanita
2. Wanita yg menjadi istri orang lain
3. Wanita kafir
4. Istri yg telah di talak 3 (hingga menikah + cerai dengan lelaki lain)
5. Wanita yg sedang ihram
6. Wanita yg berzina (hingga tobat dan 
7. Wanita musyrik

5. Kapan sebaiknya mulai mengajarkan Mahram pada Anak?


Seperti halnya proses Pendidikan Fitrah Seksualitas, pengenalan Mahram pada Anak juga sebaiknya disesuaikan dengan usia Anak. 

1. usia 1-5 tahun, fokus Anak masih mengenal dirinya, anggota tubuh, identitas Seksualnya, peran ayah-ibu, keluarga into.
2. Usia 5-10 tahun (TK-SD), mulai mengenal perbedaan laki2-perempuan, secara fisik, diajarkan until menghargai Dan melindungi dirinya. Sudah mulai mengenali keluarga besar. Ini saat yg tepat untuk mengenalkan Mahram yg bersifat Muabbad (selamanya) karena nasab dan persusuan. Cara mengajarkan ya bisa dibarengi dengan pengenalan 'pohon keluarga', dengan menandai tiap anggota keluarga besar dengan status Mahram-non Mahramnya, diharapkan Anak jadi lebih mudah paham.
3. Usia 11 - 14 tahun (SD-SMP), mulai Ada ketertarikan dengan lawan jenis, sehingga pengenalan adab pergaulan dan pemahaman tanggung jawab moralnya perlu diberikan. 
4. Usia >15 (aqil baligh), menjelaskan mahram yg bersifat lebih luas, yg terjadi karena adanya pernikahan dan Mahram Muaqqat. Karena pada usia ini Pendidikan Seksualitas sudah lebih fokus ke persiapan anak menuju pernikahan dan berkeluarga.


🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Tanya jawab

1. (T) Wah jd hubungan menantu mertua itu selama nya ya Bund walaupun anaknya mertua (suami atau istri) Sdh meninggal?

(J) Ibu dari istri (ibu mertua). Ibu mertua ini menjadi mahrom selamanya (muabbad) dengan hanya sekedar akad nikah dengan anaknya (tanpa mesti anaknya disetubuhi), menurut mayoritas ulama. Yang termasuk di dalamnya adalah ibu dari ibu mertua dan ibu dari ayah mertua.



2. (T) Saya mau nanya, Qonita 3y7m anaknya kan ga suka langsung berbaur dan akrab sama orang. Dan menurut saya masih wajar karena usianya belum waktunya untuk sosialisasi juga. 

Meskipun kata orang pemalu, saya ga peduli sih, dan saya ngambil kesempatan agar qonita justru jangan mudah akrab sama orang. 

Saya ngeri soalnya takut anak2 gampang diajak dan diapa2in. Misal disuruh cium pipi, duh saya 😭 untung qonita ga mau. Dan saya bilang "ga boleh om, selain oleh ayah dan ibu"

(J) Sebetulnya ini justru bagus kalau menurut Saya pribadi. Jadi Qonitanya pun terbiasa mendengar "nggak boleh selain ayah-ibu". 

Nanti kalau sudah lebih besar, sudah usia diatas 5 tahun, bisa dijelaskan kenapa-nya

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sumber Referensi :

https://muslim.or.id/8481-siapakah-mahram-anda.html

http://dakwahsunnah.com/artikel/fiqhsunnah/91-siapakah-mahram-wanita-muslimah

http://patimahlina.blogspot.co.id/2014/02/makalah-pendidikan-seksual-pada-anak.html?m=1

Buku Bunda Sayang, Seri Professional #1, hal 166-167, Gazzamedia 2013.




Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 

#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP

#FitrahSeksualitasAnak

Tantangan hari ke - 7 #11



Bismillahirrahmanirrahim...

Presentasi di hari ke 7 ini dibawakan oleh Bunda Umi Azizah dan Bunda Iswatuna yang akan membahas mengenai FASE GENITAL PADA ANAK LAKI-LAKI

Sebelum masuk membahas fase genital kami paparkan dulu fase-fase apa saja yg ada dalam perkembangan seksualitas anak

Dalam perkembangan anak ada tahapan fase-fase sensasi seksual yang berbeda sesuai dengan umurnya

Usia baru lahir sampai dua tahun, sensasi seksualnya di mulut, sehingga disebut fase oral.


Usia 2-3 tahun sensasi seksualnya di dubur, sehingga disebut fase anal.


Waktu usia 3-5 atau 3-6 tahun sensasi seksualnya di kelamin, yang disebut fase falik

Lalu 6-11 tahun adalah fase laten di mana si anak tidak fokus dengan sensasi seksual tetapi lebih banyak di tumbuh kembang fisik dan kognitif (masa sekolah).


Dan usia 12 tahun ke atas sudah masuk fase genital, memasuki perkenalan dan tahapan kehidupan seksual sesungguhnya yang ditandai dengan adanya tanda-tanda pubertas, dan sensasi seksual sudah dinikmati di organ-organ seksnya secara sadar.

Dari semua perkembangan tahapan sensasi seksual tersebut diperlukan peran orang tua

Dalam pendidikan seks, khususnya untuk anak laki-laki, siapa yang paling berperan penting? Ayah atau ibu?

Sebenarnya sama saja. Ciptakan suasana bahwa kebersamaan orang tua, baik ayah dan ibu adalah sebagai sumber informasi seksual yang sama.

Dalam materi kita kali ini kita akan membahas mengenai fase terakhir yaitu fase genital pada anak laki-laki

Berdasarkan fase2 di atas, pendidikan seks juga dapat dilakukan secara bertahap sesuai usianya.
*Usia 1-5 tahun: kenalkan anggota tubuh secara detail
*usia 5-10 tahun: jawab pertanyaan anak secara benar
*usia 10 – 12 tahun: kenalkan tentang haid, mimpi basah dan perubahan fisik.

Meski kami belum punya pengalaman anak pada fase ini,Kami akan coba ke fase genital anak laki-laki.

Kenapa kami menuju satu ke fase genital anak laki-laki karena anak laki-laki, sebagaimana di buku bunda sayang halaman ;158 dijelaskan anak laki-laki yang belum baliq dijadikan sasaran tembak bisnis pornografi internasional.
Karena meraka cenderung mengunakan otak kiri dan kemaluannya berada diluar,

Karena itu peran ayah sangat dibutuhkan saat fase ini,untuk membicarakan apa itu mimpi basah.

Mengapa harus ayah?
Karena usia anak laki-laki diatas 7tahun, membutuhkan waktu yg lebih banyak dengan ayahnya, daripada dengan ibunya. Dan ayah juga yang mengalami mimpi basah. Tapi jika ayah tidak ada atau tidak punya waktu, maka ibu lah yg harus mengambil tanggungjawab ini.

Membicarakan mimpi basah,tidak terlepas 2 istilah ini (mani dam madzi)
kami  sedikit menguraikan perbedaan mani dan madzi serta cara bersuci (thoharoh)

1.Mani adalah cairan yang disebabkan mimpi(bermesraan dengan perempuan dikenal atau tidak dikenal)
Cara bersuci: mandi besar/mandi junub

2. Madzi adalah cairan yang keluar saat anak melihat hal-hal /gambar-gambar yang tidak pantas (gambar yang tak senonoh)

Cara bersuci :
Mencuci kemaluan,mencuci tangan lalu berwudhu tanpa mandi besar.

mengenai perbedaan Contoh perumpamaan cairan keduannya ada dalam buku bunda sayang halaman 159.

🍁🍁🍁🍁🍁

Tanya jawab :

1. (T) Madzi keluar setelah mimpi basah atau sblm dpt mimpi basah pertama?

(J) Menurut saya madzi bisa keluar kapan saja,
Ada yang keluar setelah mengalami mimpi erotis ada juga yang tidak, hanya keluar begitu saja.

Apa yang terpikir dari kata itu? yang pertama adalah tersenyum sambil membayangkan sesuatu yang 'ngeres-ngeres'... dan berikutnya terserah anda... hehehe Wajar sih, karena kata itu dikonotasikan dengan hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita : Seks. Padahal, tidak ada yang tabu untuk dibicarakan. Karena justru dari kata ini, salah satu awal, seorang laki-laki berproses menjadi dewasa atau mengalami pubertas. Mimpi Basah Itu Apa Sih? Untuk para pria yang telah mengalaminya pasti udah tahu itu apa. Yup, betul.. mimpi yang diikuti dengan basahnya daerah kelamin atau dalam bahasa medis disebut emisi nokturnal. Jelas beda dengan ngompol. Karena yang keluar adalah cairan mani yaitu campuran antara semen (cairan yang dihasilkan oleh kelenjar reproduksi) dan sperma (sel kelamin). Mimpi basah terjadi pada seseorang yang mengalami tidur yang dalam atau REM (Rapid Eye Movement). Pada saat itu biasanya pria mengalami ereksi 3 - 5 kali. Biasanya, sperma baru mulai diproduksi di dalam testis saat menginjak masa puber yaitu sekitar 9-14 tahun, dengan pengaktifan fungsi seksualnya melalui otaknya. Setiap hari, normalnya seorang pria memproduksi 100juta - 400juta sperma yang tersimpan dalam epididimis atau bagian dalam testis untuk proses pematangan. Proses tersebut membutuhkan waktu 3 minggu.

Kualitas sperma sangat dipengaruhi suhu. Jika suhu panas, maka scrotum atau kantung testis akan meregang, sebaliknya jika suhu dingin maka scrotum akan mengkerut. Istilah ereksi alias penis menegang akan terjadi jika terjadi perangsangan pada organ seksual, baik itu karena adanya sentuhan fisik atau hal-hal lain yang menyebabkan terangsang. Walau kadangkala, ereksi dapat terjadi tanpa rangsangan seksual. Hal seperti ini normal kok. Saat itu terjadi proses perpindahan sperma dari kantung semen dan kelenjar prostat (kelenjar yang menghasilkan cairan yang berisi zat makanan untuk menghidupi sperma). Setelah itu, air mani keluar dari saluran urethra dalam penis. Peristiwa ini disebut ejakulasi. Mimpi basah merupakan sebuah proses alami. Ada yang keluar setelah mengalami mimpi erotis ada juga yang tidak, hanya keluar begitu saja. Yang pasti, bahwa mimpi basah adalah salahsatu mekanisme alami untuk menguras timbunan sperma dari dalam tubuh. Peristiwa ini dialami akibat vesikula seminalis (kantong sperma) telah dipenuhi sperma yang dihasilkan oleh testis disertai adanya peningkatan hormon testosteron. Ada 5 tips menjaga kebersihan diri setelah mendapatkan mimpi basah : 1. 1. Cuci pakaian yang basah, 2. 2. Cuci alas tidur yang basah, 3. 3. Bersihkan alat kelaminnya, 4. 4. Bagi yang muslim segera mandi junub (hadast besar), 5. 5. Konsultasi atau sharing ke orangtua jika baru mengalami mimpi basah pertama kali Sumber : 1. - Booklet Kesehatan Reproduksi PKBI-BKKBN 2009 2. - https://id.wikipedia.org/wiki/mimpi_basah 3. - https://www.health.detik.com/read/2010/07/05/.../mengapa -pria-mimpi-bas

2. (T) Bagaimana cara menjelaskan alat kelamin ke anak. Dari berbagai literatur menyarankan agar menyebut "penis" dan "vagina"? Mengingat di masyarakat kita bugis makassar, masih cukup aneh dan tabu jika anak kecil menyebut kelamin dgn kata seperti tadi. Bagaimana menurut bunda?

(J) Kata psikologi harus begitu

Pernah psikologi yg sy temui bilang jangan dengarkan orang
Anak kita sendiri terserah kita
Iya atau dengan bercerita atau gambar manusia(media belajar biologi,menunjukan persamaan nama (sesuai sebutan daerah) dengan nama ilmiahnya


🍀🍀🍀🍀🍀

Sumber Referensi;
http://mommiesdaily.com/2013/08/14/ketika-anak-laki-laki-masuk-fase-falik/

Buku bunda sayang IIP


Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 

#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Kamis, 11 Januari 2018

Tantangan hari ke - 6 #11



Bismillahirrahmanirrahim...

Pada kesempatan kali ini, materi hari ke - 6 akan dibawakan oleh Bunda Ainur dan Bunda Erna Suartati. Adapun materinya tentang : pentingkan membangkitkan fitrah seksualitas anak.  Selengkapnya bisa di baca di sini...

🍁🍁🍁🍁🍁

Mungkin Kita pernah dengar pesta seks gay yg terjadi di kelapa gading atau pernikahan sesama Jenis yang terjadi di Bali.  Mengapa penyimpangan seksualitas semakin marak terjadi? Hal ini disebabkan penyimpangan fitrah keimanan, fitrah seksualitas, kurangnya peran ayah atau bunda dalam membersamai anak sebelum aqil baligh serta faktor lingkungan ikut andil.

Untuk itu sangatlah penting mendidik Fitrah seksualitas.
Pendidikan fitrah seksualitas tentu berbeda dengan pendidikan seks. Memulai pendidikan fitrah seksualitas tentu pada awalnya tidak langsung mengenalkan anak pada aktivitas seksual, seperti masturbasi atau yang lainnya.
 Ada tahapan dalam mengenal fitrah seksualitas ini. Utk tahapan 0-6 thn Dan 11-14 thn sdh pernah dibahas sblmnya. Kami akan lbh membahas fitrah seksualitas untuk umur 7-10 thn. Utk 7-10 thn anak berubah dari egosentris menjadi sosio sentris.

di saat yang sama ada perintah Sholat.

Maka bagi para ayah, tuntun anak untuk memahami peran sosialnya, diantaranya adalah sholat berjamaah, bermain dengan ayah sebagai aspek pembelajaran untuk bersikap dan bersosial kelak, serta menghayati peran kelelakian dan peran keayahan di pentas sosial lainnya.

Wahai para Ayah, jadikanlah lisan anda sakti dalam narasi kepemimpinan dan cinta, jadikanlah tangan anda sakti dalam urusan kelelakian dan keayahan. Ayah harus jadi lelaki pertama yang dikenang anak anak lelakinya dalam peran seksualitas kelelakiannya. Ayah pula yang menjelaskan pada anak lelakinya tatacara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma bagi seorang lelaki.

Begitupula anak perempuan didekatkan ke ibunya agar peran keperempuanan dan peran keibuannya bangkit. Maka wahai para ibu jadikanlah tangan anda sakti dalam merawat dan melayani, lalu jadikanlah kaki anda sakti dalam urusan keperempuanan dan keibuan.

Ibu harus jadi wanita pertama hebat yang dikenang anak anak perempuannya dalam peran seksualitas keperempuanannya. Ibu pula orang pertama yang harus menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan.

Jika sosok ayah ibu tidak hadir pada tahap ini, maka inilah pertanda potensi homoseksual dan kerentanan penyimpangan seksual semakin menguat.

Media edukasi yang dapat digunakan adalah Buku, dongeng atau cerita, atau tontonan yg mendidik.







Sumber informasi :
Buku FBE, oleh Harry Santosa
Ust. Adriano Rusfi
Https://sofiaindraswari


Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 

#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Rabu, 10 Januari 2018

Tantangan hari ke - 5 #11


Bismillahirrahmanirrahim

Giliran kelompok 5 memparkan sedikit tentang fitrah seksualitas khusus di rentan usia pre aqil baliqh 2 (11-14 tahun) yang dibawakan oleh bunda Lely Aprilaely dan bunda Ummi Qalsum. Materi yang disampaikan singkat, padat dan jelas. Yuk disimak....


mengapa usia Pre Aqil Baligh ini penting❓❓❓

Kenapa❓❓❓

⚠⚠⚠Karena usia ini adalah masa menguatkan dan menguji fitrah sebagai eksistensi peran yang dibutuhkan melalui ujian dan tanggung jawab pada kehidupannya

⚠⚠⚠Juga karena usia pre Aqil Baligh dianggap sudah siap dikokohkan dan diuji, maka ini adalah fase terberat sepanjang masa anak-anak. Tahap persiapan untuk mampu memikul beban syariah ketika baligh tiba.

Oh iyah...

⚠⚠⚠Usia Pre Aqil Baligh ini, dimana semua fondasi fitrah keimanan, fitrah belajar dan fitrah bakat harus sudah selesai, termasuk fitrah seksualitas dimana ketertarikan pada lawan jenis sudah mulai ada... ooppps💗💗💗

Sudah mulai bayangkan buibu??? Anak kita di usia 11-14 tahun sudah milih teman-teman cewek, mana dia suka berteman dengannya mana dia tidak sukai untuk berteman😅

So...
💯 *Setelah masa Pra Latih (0-2 tahun,  3-6 tahun)*
👉 Mengokohkan dan merawat fitrah

💯 *Lalu di masa Pre Aqil Baligh 1 (7-10 tahun)*
👉 Menumbuhkan dan menyadarkan fitrah

💯 *Maka di masa Pre Aqil Baligh 2 (11-14 tahun)*
👉 Menguatkan dan Menguji Fitrah
[09/01 19:25] ‪+62 852-8888-8407‬: *Untuk fitrah Seksualitas*
♻ *Masa Pra Latih (0-2 tahun,  3-6 tahun)*
👉 Perawatan dan Penguatan konsep identitas gender

♻ *Lalu di masa Pre Aqil Baligh 1 (7-10 tahun)*
👉 Penumbuhan dan Penyadaran potensi kelelakian/ keayahannya atau potensi keperempuanan/ keibuannya melalui kelekatan orangtua

♻ *Maka di masa Pre Aqil Baligh 2 (11-14 tahun)*
👉 Pengokohan dan pengujian peran keayahan melalui peran Ibu atau peran Keibuannya melalui peran Ayah

❓❓❓Lalu bagaimana cara membangkitkan Fitrah Seksualitas usia Pre Aqil Baligh ini???

Lakukan ini Buibu💪💪💪
1⃣ Anak perempuan didekatkan ke ayah, anak lelaki didekatkan ke ibu
💘 Agar menjadi rujukan pertama tentang lawan jenisnya
2⃣ Kamar sudah harus dipisah

📶Indikator
🚹Ayah jadi figur idola anak perempuan
🚺Ibu jadi figur idola anak laki2
💝Anak-anak menghayati peran seksualitas masing-masing

👉 anak meminta izin masuk ke kamar orang tua dilakukan di tiga waktu yaitu :
- sebelum subuh
- jam istirahat siang
- setelah shalat isya

Diwaktu2 inilah adab meminta ijin perlu dilakukan

Selain itu, Di harapkan, anak2 kita diajarkan surah An-Nur terlebih bagi anak wanita


🌷🌷🌷🌷🌷🌷

Tanya jawab

(T) Anak saya masih 7 tahun. Tp yg mjadi kecemasan sy adalah bgm jika sampai masax di pre aqil baliq dan dia mulai suka bahkan jatuh cinta dgn lawan jenisx. What must we do??

(J) Kalo kami berusaha menjadikan kami ortunya sebagai tempat curhat, jd nanti ketika sudah ada ketertarikan dgn lawan jenis, anaknya curhatnya ke kami, jd bisa di sampaikan ttg hukum pacaran.

Usia 7 tahun masa Pre Aqil Baligh 1 bund, terus tumbuhkan dan sadarkan soal potensi kelelakiannya/ keperempuanannya

Jika sdh ada tanda2 dia.mulai suka lawan jenis, segera tameng dengan banyak bicara dan diskusi dr hati ke hati sepulang aktivitasnya

Jangan lupa do'akan penjagaan  Allah dr maksiat, do'a orangtua selalu mujarab in syaa Allah

(T) Bgmn caranya ayah dekat dgn anak perempuan nya? Hal apa yg ayah ajarkan ke anak perempuan nya?

(J) Soal kedekatan banyak aktivitasnya bund...

Boleh sesekali jalan bareng tanpa Ibu, mengajak anak pergi bersama sambil bercerita.

Bisa juga ayah menjadi pembangkit fitrah keperempuannya dengan menceritakan betapa mulianya seorang perempuan dan bisa melahirkan,  menyusui  dll dan pahala yg dijanjikan Allah sungguh luar biasa,  sehingga  anak perempuan bangga menjadi seorang perempuan😍😍😍. Tambahan, sebaiknya sesi menjelaskan ke anak tentang mimpi basah adalah ayah, dan menstruasi adalah sosok ibu.

(T) Usia 11-14 itu beberapa orangtua memilih anaknya dipesantrenkan termasuk saya dulu sama orang tua.  Bagaimana sebaiknya ya?  Bagaimana cara memantau anak biar fitrahnya terjaga?

(J) Betul bund..
Kebanyakan parenting Islami tdk menganjurkan anak diasramakan sebelum usia baligh bund. Jika kondisinya mengharuskan, mungkin cara paling bijak adalah memantau si anak dr guru yg dianggapnya paling dekat dengan si anak

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Sumber referensi :
- QS. An Nuur :
- Buku Fitrah Based Education by Harry Santosa
- Buku Prophetic Parenting, Cara Mendidik Anak by DR Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
- Buku Panduan Mendisik Anak Muslim Usia Sekolah by Abu Amr Ahmad Sulaiman


Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 

#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Selasa, 09 Januari 2018

Tantangan hari ke - 4 # 11


Bismillahirrahmanirrahim...

Yang ditunggu dengan harap-harap cemas tiba. It's time to show up!!! Kesempatan untuk mempresentasikan materi tentang fitrah seksualitas anak. Ya... Hari ke -4 ini giliran saya dan bunda Alde yang kena bagian. Judul yang kami angkat adalah melejitkan fitrah seksualitas anak.

Materi yang disampaikan masih kurang lebih sama dengan pemapar sebelumnya. Rangkuman materinya silahkan dibaca... 😊😊

Seberapa penting melejitkan fitrah seksualitas anak?

Sangat penting.....

Mengapa? Coba lihat di sekeliling kita

Punya suami yang kasar? Kaku? Garing dan susah memahami perasaan istrinya? Tidak mesra dengan anak? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ibunya ketika masa anak sebelum aqilbaligh.

Punya suami yang "sangat tergantung" pada istrinya? Bingung membuat visi misi keluarga bahkan galau menjadi ayah? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ayahnya ketika masa anak.

Kok sebegitunya?

Ya! karena figur ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak anak sejak lahir sampai aqilbaligh, tentu agar fitrah seksualitas anak tumbuh indah paripurna.

Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. 

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
fitrah seksualitas ini perlu dirawat dengan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia akil baligh (15 tahun).

“Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%,

Riset banyak membuktikan bahwa anak-anak yang tercerabut dari orangtuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, dll akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, sejak perasaan terasing (anxiety), perasaan kehilangan kelekatan atau attachment, sampai kepada depresi. Kelak ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas seperti homo seksual, membenci perempuan, curiga pada hubungan dekat dsb nya.

Bagaimana bila orang tua bercerai/single parent, salah1/salah 2 orang tuqnya meninggal atau orangtua menjalani LDR?
Hadirkan sosok lain sesuai gender yang dibutuhkan. Misal saat ia tak punya ayah, maka cari laki-laki lain yang bisa menjadi sosok ayah pengganti. Bisa kakek, atau paman. Sama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meskipun tak punya ayah dan ibu, tapi beliau tak pernah kehilangan sosok ayah dan ibu.  Ada kakek dan pamannya.Ada nenek, bibi dan ibu susunya.


Fase tahapan usia anak :
Usia 0 - 2 tahun

Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya. Pendidikan tauhid pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun. Menyusui, bukan memberi asi. Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang hp.

Usia 3 - 6 tahun

Pada usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya. Dekat dengan bundanya, juga dekat dengan ayahnya.  Perbanyak aktivitas bersama.

Usia 7 - 10 tahun

Pada usia ini dekatkan anak sesuai gendernya. Jika anak laki-laki, maka dekatkan dengan ayahnya. Ajak anak beraktifitas yang menonjolkan sisi ke-maskulin-annya. Nyuci motor, akrab dengan alat-alat pertukangan, dan lain-lain. Jika anak perempuan, maka dekatkan dengan bundanya. Libatkan anak dalam aktifitas yg menonjolkan ke-feminin-annya. Stop katering dan banyak utak atik di dapur bersama anak, melibatkan saat bersih-bersih rumah, menjahit, dan lain-lain.

Usia 11 - 14 tahun

Usia ini sudah masuk tahap pre aqil baligh akhir dan pada usia ini mulailah switch/ menukar kedekatan. Lintas gender. Jika anak laki-laki, maka dekatkan pada bundanya. Jika anak perempuan, maka dekatkan pada ayahnya.

Ada sebuah riset yang menunjukkan jika seorang anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada fase ini maka data menunjukkan anak itu 6 kali lebih rentan akan ditiduri oleh laki-laki lain. Di sebuah artikel parenting, dulu saya juga menemukan hal senada. Jika tidak dekat dengan ayahnya, maka anak perempuan akan mudah terpikat dengan laki-laki yang menawarkan perhatian dan cinta meski hanya untuk kepuasan dan mengambil keuntungan semata.

Saat ada laki-laki yang memuji kecantikannya, mungkin ananda gak gampang silau karena ada ayahnya yang lebih sering memujinya. Kalau ada laki-laki yang memberikan hadiah, ananda tak akan gampang klepek-klepek karena ada ayahnya yang lebih dulu mencurahkan perhatian dan memberi hadiah.

Pada fase ini jika anak perempuan harus dekat dengan ayahnya, maka sebaliknya, anak laki-laki harus dekat dengan bundanya. Efek yang sangat mungkin muncul jika tahap ini terlewat, maka anak laki-laki punya potensi lebih besar untuk jadi suami yang kasar, playboy, dan tidak memahami perempuan.

Fase berikutnya setelah 14 tahun bagaimana? Sudah tuntas. Karena jumhur ulama sepakat usia 15 tahun adalah usia aqil baligh. Artinya anak kita sudah "bukan" anak kita lagi. Ia telah menjelma menjadi orang lain yang sepadan dengan kita

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Tanya jawab :


(T) Nah ini ga sedikit sosok bpk tidak LDR tp seperti LDR. Apalg semakin jelas dgn adanya prosentase kl anak laki-laki butuh sosok maskulin 75%.  bgmn yg kl satu keluarga anaknya laki-laki semua dan tmpt tinggal jauh dari sanak keluarga.

(J) Banyak pihak-pihak yang bisa mengisi sosok maskulin tapi tidak menggantikan peran ayah. Misalnya guru, ustaz, tetangga... Bahkan seorang petugas parkir, pak polisi pun bisa menjadi panutan anak dalam meningkatkan sisi maskulinnya.  Selain itu, anak2 juga perlu diberi kegiatan yg merangsang maskulinnya  misalnya taekwondo, memanah, dll.
Kalau saya perhatikan anak yg LDR dan sosok ayah tidak tiap hari dilihat, akan gampang dekat dgn laki-laki dewasa. Misalnya di Alde, omnya yg datang kerumah, Alde lebih mau digendong omnya dibanding sama tantenya. Sebenarnya mungkin ayah tidak bisa 100% ada di rumah, namun pada saat sang ayah datang, maka romantisme anak dan ayah pasti akan terjalin sangat kuat dan apapun perkataan ayah akan didengar oleh anak.
Dan Ayah harus jadi lelaki pertama yang dikenang anak-anak lelakinya dalam peran seksualitas kelelakiannya. Ayah pula yang menjelaskan pada anak lelakinya tata cara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma bagi seorang lelaki.
Selain itu, Ibu harus jadi wanita pertama hebat yang dikenang anak anak perempuannya dalam peran seksualitas keperempuanannya. Ibu pula orang pertama yang harus menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan.

(T) Umur berapa anak bisa diperkenalkan tentang rahim Bun?

(J) Pada usia 7-10 tahun arena pada fase ini anak laki2 harus didekatkan pada ayahnya dan anak perempuan harus dekat dengan ibunya.

(T)Apakah tetap hrs diceritakan walaupun anak-anak tdk bertanya? Atau menunggu mereka bertanya Bun?

(J) Kalo saya sih melihat kondisi bun. Ghaly baru berumur 7 tahun dan dalam fase ini, saya belum menceritakan swcara detail. pernah dia bertanya bagaimana dia bisa lahir? Apa itu plasenta? Bagaimana anak bayi bisa makan di perut. Dan ada masanya anak2 akan bertanya dan nyerempet2 tentang seksualitas. Apalagi dengan kondisi lingkungan yang sering berbicara kotor 🙈🙈

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Sumber referensi ;

  • https://www.wartapilihan.com/mendidik-fitrah-seksualitas-anak
  • https://sofianaindraswari.com/mempersiapkan-calon-ayah-mendidik-fitrah-seksualitas-anak-laki-laki
  • http://persisbangil.hol.es/?id=artikel&kode=105
  • http://www.fissilmikaffah.com/2017/12/fitrah-seksualitas.html?m=1
  • Buku Fitrah Based Education by Harry Santosa


Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 



#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Senin, 08 Januari 2018

Tantangan hari ke - 3 # 11



Bismillahirrahmanirrahim


Presentasi hari ke -3 menghadirkan kelompok 3 (Bunda Adinda Siti Faridah dan Bunda Subaeda). Tim ini menampilkan sisi fitrah seksualitas anak yang dikemas dalam 2 outline materi, yaitu :

A. Fase Perkembangan Seksual pada Anak usia Dini

Bunda mari kita kenali perkembangan seks pada anak terlebih dahulu

_1. Usia 0-2 tahun, fase Oral_
Pada fase oral, kepuasan seksual ada di daerah sekitar mulut. Menyadari hal ini, iklan makanan sangat memanfaatkannya untuk menarik perhatian konsumen. Apabila fase ini tidak berkembang dengan normal maka anak pada usia remaja biasanya akan menggigit kukunya atau tetap mengedot.

_2. Usia 2-3 tahun, Fase Anal_
Saat fase anal, daerah kepuasan seksual berada di daerah sekitar anus. Di masa ini anak mulai merasa kepuasaan pada saat belajar toilet training. Apabila fase ini tidak berkembang dengan normal maka beberapa orang lebih menyukai anal seks baik pada wanita maupun homoseksual.

_3. Usia 4-6 tahun, Fase Phallic_
Dimana fase phallic, anak mulai mengenali perbedaan jenis kelamin. Saat ini, anak mulai bermain dengan alat kelaminnya sehingga mendapatkan kepuasan seksual. Sebagian besar anak-anak, seringkali setelah masa bayi, kadangkala menemukan kenikmatan ketika organ genitalnya dirangsang, tetapi jangan dipahami perilaku ini sebagai aktivitas 'seksual' sebelum mereka memasuki masa remaja.

B. Cara mengenalkan seks pada Anak usia Dini


💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

*B. Cara mengenalkan Seks pada Anak*
Bagaimana caranya mengajarkan hal ini setelah anak berusia di atas satu tahun? Inilah triknya:

🍬 Ajak anak mengenali bagian tubuhnya, dan jelaskan fungsi setiap bagian dengan bahasa sederhana. Katakan bahwa tubuhnya adalah karunia yang sangat berharga dan harus dijaga dengan baik.

🍬Bangun kebiasaan positif. Misalnya, tidak berganti baju di tempat terbuka, tidak pipis di sembarang tempat, dll.

🍬Tanamkan pentingnya menjaga organ tubuh tertentu, seperti alat vital, dari sentuhan orang lain. Tentu saja, disertai penjelasan sederhana yang bisa  ia terima dan mengerti dengan baik.

🍬Biasakan anak berpakaian sesuai identitas kelaminnya sejak dini. Banyak kelalaian orang tua untuk hal ini. Mereka membuat anak perempuan menjadi tomboy dan anak laki-laki menjadi feminin. Dalam kondisi ekstrem, anak bahkan bisa mengalami kebingungan identitas seksual.

Dengan cara diatas, kita bisa mengajak anak dengan cara:
🍰Perbanyak waktu bersama anak
Pada dasarnya, di rentang usia ini anak memang belum bisa menjaga dirinya sendiri, jadi sebaiknya anak lebih banyak bersama orangtua.

🍰Pancing Cerita
Sejak usia ini, biasakan anak untuk selalu bercerita dan mengungkapkan apa saja yang ia rasakan, lihat atau alami.

🍰Tentang Tubuh
Ajarkan bahwa tubuhnya berharga. Minta anak untuk mengenakan pakaian yang cukup menutupi sekitar paha dan kemaluannya. Anak harus menjaga dan memelihara dirinya dengan baik. Katakan kepada anak, ”Jangan lupa ya Sayang, badan Adek ini sangat penting. Jadi tidak sembarangan orang boleh pegang atau elus elus badan Adek , ya, ngerti kan?”

🍰Tiga Jenis Sentuhan
Teori tiga jenis sentuhan ini sudah sering digaungkan. Sekadar mengingatkan, ini dia 3 jenis sentuhan yang sebaiknya segera Anda ajarkan pada anak dimulai dari balita:

_- Sentuhan yang baik/boleh (menyentuh dari bahu ke atas atau dari lutut ke bawah)_

_- Sentuhan yang membingungkan (menyentuh bagian badan dari mulai dari bahu sampai lutut)._

_- Sentuhan yang buruk (menyentuh bagian tubuh yang ditutup pakaian, yaitu paha, dada, alat kelamin, vagina atau penis)_

🍰Ajarkan Anak Berani
Orangtua perlu mengajarkan anak untuk berani mengatakan, “Ini badanku, punyaku!"

🍰Kenali Bahasa Tubuh Anak
Untuk orangtua, kenali bahasa tubuh anak, sehingga bisa segera mendeteksi bila ada sesuatu yang tidak biasa.

🍰Ajarkan dengan Nyanyian
Agar lebih mudah diingat dan dicerna, ajarkan nyanyian tentang pendidikan seks sejak dini berupa lagu, seperti lagu pelangi-pelangi yang liriknya diubah menjadi: “Ini tubuhku..kan kujaga slalu, Tak boleh disentuh ..tak boleh di ganggu..Hanyalah ibuku dan hanya diriku, yang boleh melihat atau menyentuh.”

🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Tanya jawab :

Pertanyaan yang muncul hampir sama, dari Bunda Ririn terkait dengan Fase anal, usia 2-3 thn.
Kepuasan yang bagaimana ? Apakah berlama-lama di toilet saat bab?

******
Pada fase anal ini berkaitan dengan anak ketika buang hajat besar.Jadi dia menikmati ketika dia sedang buang hajat melalui anus.Dan ternyata pada fase anal ini ada hal lain yang anak pelajari
 Ego dasar anak sudah mulai terbentuk, ketika dia melakukan proses toilet training, dia menahan ego nya untuk langsung buang hajat, karena dia tau ada tempatnya

Menurut Freud "Orang tua mengenalkan tuntutan tersebut melalui latihan kebersihan (toilet training), yaitu usaha sosialisasi nilai-niai sosial pertama yang sistematis sebagai upaya untuk mengontrol dorongan-dorongan biologis anak."

Jadi ketika dia bisa melewati proses toilet training, fase anal juga akan ikut terlewati


Selanjutnya Bunda Eli juga menambahkan pertanyaan yang hampir sama yaitu :
Saya masih ingat, anak pertama saya pernah suka sekali memegang  kelaminnya pada fase phallic, lupa usianya...
Waktu itu rasanya belum banyak pengetahuan jadi dianggap tidak boleh dan berusaha  supaya anak tidak kebiasaan...

Nah kira-kira apa sebaiknya yang  harus dilakukan  jika menghadapi kondisi seperti ini🙏

 *****
Itu masih normal bunda @⁨Eli🌹Serliana⁩  tetapi setiap dia melakukan hal tersebut, beritahukan saja secara perlahan, jangan juga langsung dilarang karena secara umum mulai usia 2 tahun hingga 5 tahun, anak-anak  mulai penasaran dengan bentuk dan fungsi genitalnya

Pada umumnya fase falus telah berakhir pada usia 6 tahun. Kalau pun terdapat variasi, mungkin berlangsung sampai usia 7-8 tahun.

Tahap latensi berkisar antara usia 6 sampai 12 tahun (masa sekolah dasar). Tahap ini merupakan masa tenang seksual, karena segala sesuatu yang terkait dengan seks dihambat atau didepres (ditekan). Dengan kata lain masa ini adalah periode tertahannya dorongan-dorongan seks dan agresif. Selama masa ini, anak mengembangkan kemampuannyabersublimasi (seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain olah raga dan kegiatan-kegiatan lainnya) dan mulai menaruh perhatian untuk berteman (bergaul dengan orang lain).

💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐

Sumber:
https://m.detik.com/health/read/2013/12/02/153237/2429967/775/kenalilah-fase-perkembangan-seksual-anak-anak-anda

www.parenting.co.id/balita/cara+mengenalkan+seks+pada+balita

nova.grid.id/Keluarga/Anak/Lakukan-7-Cara-Pendidikan-Seks-Untuk-Anak-Balita-Ini-Sebelum-Terlambat?page=1

http://www.ummi-online.com/membangkitkan-fitrah-seksualitas-pada-anak-bagian-2.html




Bunda Sayang
Level 11
Tantangan 10 hari


#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Minggu, 07 Januari 2018

Tantangan hari ke - 2 #11



Bismillahirrahmanirrahim...

Pentingkah fitrah seksualitas pada anak dibangkitkan merupakan judul yang dibawakan oleh kelompok 2 yang dipaparkan oleh Bunda Sri Dilyana. Pada nateri ini menekankan bahwa fitrah seksualitas bukan hanya sekedar berbicara tentang jenis kelamin. Fitrah seksualitas itu adalah tentang bagaimana berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya. Jadi kalo laki-laki berfikir, merasa dan bertindak seperti laki-laki, demikian juga sebaliknya.

Apa saja tantangan jaman sekarang terkait dengan fitrah seksualitas? Yaitu,

  1. kodrat/fitrah kelakian dan keayahan, juga fitrah krperempuanan dan kebundaan yang mulai hilang.
  2. Kasus LGBT
  3. Penyimpangan seksual
  4. Hamil diluar nikah
  5. Peterpan sindrom
  6. Cinderella complex
Mulai kapan dan siapa yang sebaiknya mengajarkan?
Semakin dini semakin baik dan orang tualah yang paling bertanggungjawab mengajarkan sesuai usia anak.

Bagainana cara mengajarkannya?
  • Usia 0-2 tahun :  dekatkan dengan ibunya karena menyusui
  • Usia 3-6 tahun : disekatkan dengan ayah ibunya. Di usia ini identitas anak harus sudah jelas bagaimana bersikap, berbicara, merasa sesuai seksualitasnya. Dimulai dari yang paling sederhana seperti cara berpakaian, penggunaan toilet, dsb.
  • Usia 7-10 tahun : membangkitkan kesadaran seksualitas lewat kedekatan dan peran sosial. Anak lelaki didekatkan ke ayah agar peran sosial lelaki dan ayah diperoleh dari ayahnya. Anak perempuan didekatkan ke ibu agar peran sosial perempuan dan ibu diperoleh dari ibunya.
  • Usia 10-14 tahun : anak perempuan didekatkan pada ayahnya dan anak laki-laki didekatkan pada ibunya agar menjadi rujukan pertama lawan jenisnya. Kamar sudah harus dipisahkan.
  • Usia >14 tahun (aqil baligh) : diharapkan sudah berahlak pada keluarga, personal yang dewasa dengan peran keayahan/keibuan yang kokoh.
Apa yang bisa diperbuat untuk memperbaiki keadaan?
Dimulai dari lingkungan terdekat kita, keluarga, tetangga, kerabat. Biasakan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar. Misalnya jika melihat anak yang berpakaian tidak sesuai dengan fitrah seksualitasnya.

Media edukasi :
Melalui social media dan penyebaran opini yang bisa membuat orang menjadi paham.

#######

Materi telah disampaikan dan waktunya diskusi. Materi yang paling mnyita perhatiann adalah tentang kasus petwrpan syndrom dan cinderella complex.

Peterpan syndrom lazim diderita oleh kaum lelaki yang secara psikologis, seksual dan sosial menunjukkan perilaku yang keluar dari pengasuhan. Bagaikan peterpan yang menolak dewasa karena tak mau kehilangan masa kanak-kanaknya. Salah satu gejalanya adalah cenderung tidak mau bertanggung jawab, sulit berkomitmen, tergantung pada orang lain, menolak berhubungan dengan lawan jenis, dsb.

Cinderella compleks menggambarkan ketakutan tersembunyi pada perempuan untuk dewasa karena pada fikiran mereka ada keinginan untuk selalu diselamatkan, dulindungi dan disayangi oleh "pangeran". Bagaikan cinderella yang kehilangan sosok ayahnya dan selalu merindukan sosok ayahnya itu. 


Ciri-ciri orang yang mengalami sindrom Peterpan :
  1. Cenderung tidak bertanggung jawab
  2. suka melawan
  3. sulit komitmen 
  4. manja 
  5. tidak suka kerja keras
  6. pemarah terutama jika keinginannya tidak terpenuhi 
  7. suka mengamuk
  8. mengalami ketergantungan pada orang lain bahkan hal-hal yang paling kecil
  9. tidak berani mengambil keputusan dan menanggung resiko
  10. tidak bisa menerima kritik
Kl sekedar hobi mungkin belum dikatakan peter pan sindrom..
Ciri2 diatas ditemukan pada org dewasa
Mirip dgn kelakuan anak kecil..
Persis banget dgn tokoh peter pan yang menolak dewasa 

Kalau yg seperti ini sdh terjadi, bagaimana penanganannya agar ia kembali ke fitrahnya?
Jika sudah terlanjur, harus bagaimana?
  1. laki-laki yang mengalami sindrom Peterpan tidak akan mengalami kesulitan jika mendapatkan istri dengan karakter keibuan
  2. Sang cinderela yang mendapatkan suami dengan karakter keayahan yang kuat, tidak akan mengalami kesulitan dalam pernikahan 
  3. untuk istri istri yang jadi ibu bagi Peterpan harus memahami mengapa suaminya bersifat kekanak-kanakan , harus mau berkorban dan "tega" untuk membentuk kembali jiwa kemandiriannya 
  4. untuk suami -suami yang jadi ayah bagi cinderela juga harus memahami mengapa ia bersikap seperti itu dan ajak bicara baik-baik
cara yang terbaik menghilangkan penyakit psikologis tersebut:
  • harus ada keinginan dalam diri untuk berubah 
  • Lingkungan harus mendukung
  • jika diperlukan terapi Mengapa tidak 
  • minta pertolongan kepada Allah.
Sumber : buku Fitrah Based Education by Harry Santosa


Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 11
Tantangan 10 hari


#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Sabtu, 06 Januari 2018

Tantangan hari ke - 1 # 11




Bismillahirrahmanirrahim

Tantangan 10 hari level 11 kali ini mengangkat tema tentang fitrah seksualitas anak. Dan yang menjadi pemapar pertama adalah Bunda Yuli Yuliani.

Màteri yang fisampaikan cukup lengkap merangkum masalah fitrah seksualitas anak. Setelah pemaparan selesai, selanjutnya rentetan pertanyaan juga terjawab dengan baik dengan menyertakan referensi sumber yang ada.  Adapun pertanyaan yang berhasil dihimpun oleh Bunda Ririn sebagai berikut :

📨Pertanyaan :
Apakah ini kaitannya dengan stigma 'laki2 nggak boleh cengeng?' Atau 'anak perempuan nggak boleh grasak grusuk' ya?

Karena anak saya 2, laki dan perempuan dengan sifat bawaan yg justru terbalik. Yg perempuan lebih grasak grusuk, yg laki lebih main perasaannya🤔😅. (Tasya)

📠Jawaban :
Utk lebih lengkap bisa cek ini bun. http://www.lendyagasshi.com/2016/09/resume-rb-cikutra-pendidikan.html?m=1

Saya kutip mungkin bisa membantu.

Teh Elma menjelaskan mengenai Urutan Pendidikan Seksualitas Sesuai Usia Anak.

*Usia 0-5 tahun*

Memastikan kedekatan dan kelekatan dengan anak.
Dari mulai bayi melalui fasa menyusui (usia 0-1 tahun) adalah fasa oral. Dimana bagian dari anak yang paling peka adalah mulut.
Lanjut ke usia 1-3 tahun adalah fase anal, dimana anus adalah bagian dari anak yang paling peka.
Dan usia 3-5 tahun adalah fasa phallic yaitu bagian penis atau klitoris adalah bagian yang paling peka.

Maka dari itu orang tua harus mengajari anak bahwa tubuhnya berharga.
Caranya adalah senantiasa meminta ijin apabila ingin memegang daerah kemaluannya. Dengan menyebut nama medis bukan nama absurd.

Misal :
"Adik sudah selesai pipis, mama ijin membersihkan vagina (atau kalau laki-laki, penis) adik yaa..."

Kemudian mengaitkan segala sesuatu dengan perintah Allah. Tentang adab thaharah dalam Islam.

Bahwa umat Islam wajib sholat. Dan bagaimana bisa sholat, maka yang harus diperhatikan adalah kebersihan. Bagaimana bisa dibilang bersih? Maka latih anak (maksimal usia 3 tahun) untuk toilet training. Membiasakan anak untuk pipis dan poop di kamar mandi dan langsung dibersihkan. Tidak memakai popok lagi.

Mengajarkan anak usia batita dan balita memang tidak mudah. Ada baiknya dibalut dengan sesuatu yang disukai anak. Misalnya melalui 3B (Bermain, Bernyanyi, dan Bercerita)

*Usia 5-7 tahun*
Menjelaskan orang-orang yang ada di sekitar kita. Tentang mahram, keluarga, dan orang asing.
Menjelaskan tentang aurat. Pentingnya menutup aurat dan menahan pandangan.

Membiasakan anak untuk pisah selimut saat tidur(untuk yang sama jenis kelamin) dan pisah kamaruntuk yang berbeda jenis kelamin.

Membiasakan tertib mandi untuk menjaga aurat. Tidak boleh mandi bareng. meskipun memiliki anak yang sama jenis kelamin, apalagi bersama dengan tuanya.

Mengajarkan anak untuk percaya pada perasaannya sendiri. Biasanya anak bisa mengenali mana orang dengan niat baik atau tidak baik.

Bila dirasa orang tersebut tidak baik, maka ajarkananak untuk berkata "Tidak".
Dan yang terakhir adalah menjalin kedekatan dan kelekatan pada anak.

 Yakinkan pada anak bahwa kita (sebagai orang tua) bisa diajak berbagi rahasia.

▶ pada slide presentasi : Anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitas. Seperti cara berbicara, cara berpakaian,....

📨Pertanyaan :
Apakah ini kaitannya dengan stigma 'laki2 nggak boleh cengeng?' Atau 'anak perempuan nggak boleh grasak grusuk' ya?

Karena anak saya 2, laki dan perempuan dengan sifat bawaan yg justru terbalik. Yg perempuan lebih grasak grusuk, yg laki lebih main perasaannya🤔😅. (Tasya)

📠Jawaban :
Utk lebih lengkap bisa cek ini bun. http://www.lendyagasshi.com/2016/09/resume-rb-cikutra-pendidikan.html?m=1

Saya kutip mungkin bisa membantu.

Teh Elma menjelaskan mengenai Urutan Pendidikan Seksualitas Sesuai Usia Anak.

*Usia 0-5 tahun*

Memastikan kedekatan dan kelekatan dengan anak.
Dari mulai bayi melalui fasa menyusui (usia 0-1 tahun) adalah fasa oral. Dimana bagian dari anak yang paling peka adalah mulut.
Lanjut ke usia 1-3 tahun adalah fase anal, dimana anus adalah bagian dari anak yang paling peka.
Dan usia 3-5 tahun adalah fasa phallic yaitu bagian penis atau klitoris adalah bagian yang paling peka.

Maka dari itu orang tua harus mengajari anak bahwa tubuhnya berharga.
Caranya adalah senantiasa meminta ijin apabila ingin memegang daerah kemaluannya. Dengan menyebut nama medis bukan nama absurd.

Misal :
"Adik sudah selesai pipis, mama ijin membersihkan vagina (atau kalau laki-laki, penis) adik yaa..."

Kemudian mengaitkan segala sesuatu dengan perintah Allah. Tentang adab thaharah dalam Islam.

Bahwa umat Islam wajib sholat. Dan bagaimana bisa sholat, maka yang harus diperhatikan adalah kebersihan. Bagaimana bisa dibilang bersih? Maka latih anak (maksimal usia 3 tahun) untuk toilet training. Membiasakan anak untuk pipis dan poop di kamar mandi dan langsung dibersihkan. Tidak memakai popok lagi.

Mengajarkan anak usia batita dan balita memang tidak mudah. Ada baiknya dibalut dengan sesuatu yang disukai anak. Misalnya melalui 3B (Bermain, Bernyanyi, dan Bercerita)

*Usia 5-7 tahun*
Menjelaskan orang-orang yang ada di sekitar kita. Tentang mahram, keluarga, dan orang asing.
Menjelaskan tentang aurat. Pentingnya menutup aurat dan menahan pandangan.

Membiasakan anak untuk pisah selimut saat tidur(untuk yang sama jenis kelamin) dan pisah kamaruntuk yang berbeda jenis kelamin.

Membiasakan tertib mandi untuk menjaga aurat. Tidak boleh mandi bareng. meskipun memiliki anak yang sama jenis kelamin, apalagi bersama dengan tuanya.

Mengajarkan anak untuk percaya pada perasaannya sendiri. Biasanya anak bisa mengenali mana orang dengan niat baik atau tidak baik.

Bila dirasa orang tersebut tidak baik, maka ajarkananak untuk berkata "Tidak".
Dan yang terakhir adalah menjalin kedekatan dan kelekatan pada anak.

 Yakinkan pada anak bahwa kita (sebagai orang tua) bisa diajak berbagi rahasia.

📨Pertanyaan :

Bagaimana  pula dengan anak yang masih suka pegang nen ibunya sejak kecil sampai usia pra sekolah yah? (Eli)

📠 Jawaban :

Terhadap anak kecil yang belum dapat membedakan, tidak mengapa seseorang tidak menutup auratnya darinya. Ibnu Qudamah berkata dalam kitab Al-Mughni, 7/76, "Adapun terhadap anak yang masih kecil dan belum mumayyiz, tidak diwajibkan menutup aurat darinya."

Kalau saya mengacu ke sini bun😅. Mungkin ada pendapat lain. Sudah dicari belum ketemu.

Ibu Profesional
Bunda Sayang
Level 11
Tantangan 10 hari


#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak