Selasa, 09 Januari 2018

Tantangan hari ke - 4 # 11


Bismillahirrahmanirrahim...

Yang ditunggu dengan harap-harap cemas tiba. It's time to show up!!! Kesempatan untuk mempresentasikan materi tentang fitrah seksualitas anak. Ya... Hari ke -4 ini giliran saya dan bunda Alde yang kena bagian. Judul yang kami angkat adalah melejitkan fitrah seksualitas anak.

Materi yang disampaikan masih kurang lebih sama dengan pemapar sebelumnya. Rangkuman materinya silahkan dibaca... 😊😊

Seberapa penting melejitkan fitrah seksualitas anak?

Sangat penting.....

Mengapa? Coba lihat di sekeliling kita

Punya suami yang kasar? Kaku? Garing dan susah memahami perasaan istrinya? Tidak mesra dengan anak? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ibunya ketika masa anak sebelum aqilbaligh.

Punya suami yang "sangat tergantung" pada istrinya? Bingung membuat visi misi keluarga bahkan galau menjadi ayah? Coba tanyakan, beliau pasti tak dekat dengan ayahnya ketika masa anak.

Kok sebegitunya?

Ya! karena figur ayah dan ibu harus ada sepanjang masa mendidik anak anak sejak lahir sampai aqilbaligh, tentu agar fitrah seksualitas anak tumbuh indah paripurna.

Pendidikan fitrah seksualitas berbeda dengan pendidikan seks. 

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.
fitrah seksualitas ini perlu dirawat dengan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia akil baligh (15 tahun).

“Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%,

Riset banyak membuktikan bahwa anak-anak yang tercerabut dari orangtuanya pada usia dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, dll akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, sejak perasaan terasing (anxiety), perasaan kehilangan kelekatan atau attachment, sampai kepada depresi. Kelak ketika dewasa memiliki masalah sosial dan seksualitas seperti homo seksual, membenci perempuan, curiga pada hubungan dekat dsb nya.

Bagaimana bila orang tua bercerai/single parent, salah1/salah 2 orang tuqnya meninggal atau orangtua menjalani LDR?
Hadirkan sosok lain sesuai gender yang dibutuhkan. Misal saat ia tak punya ayah, maka cari laki-laki lain yang bisa menjadi sosok ayah pengganti. Bisa kakek, atau paman. Sama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meskipun tak punya ayah dan ibu, tapi beliau tak pernah kehilangan sosok ayah dan ibu.  Ada kakek dan pamannya.Ada nenek, bibi dan ibu susunya.


Fase tahapan usia anak :
Usia 0 - 2 tahun

Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya. Pendidikan tauhid pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun. Menyusui, bukan memberi asi. Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang hp.

Usia 3 - 6 tahun

Pada usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya. Dekat dengan bundanya, juga dekat dengan ayahnya.  Perbanyak aktivitas bersama.

Usia 7 - 10 tahun

Pada usia ini dekatkan anak sesuai gendernya. Jika anak laki-laki, maka dekatkan dengan ayahnya. Ajak anak beraktifitas yang menonjolkan sisi ke-maskulin-annya. Nyuci motor, akrab dengan alat-alat pertukangan, dan lain-lain. Jika anak perempuan, maka dekatkan dengan bundanya. Libatkan anak dalam aktifitas yg menonjolkan ke-feminin-annya. Stop katering dan banyak utak atik di dapur bersama anak, melibatkan saat bersih-bersih rumah, menjahit, dan lain-lain.

Usia 11 - 14 tahun

Usia ini sudah masuk tahap pre aqil baligh akhir dan pada usia ini mulailah switch/ menukar kedekatan. Lintas gender. Jika anak laki-laki, maka dekatkan pada bundanya. Jika anak perempuan, maka dekatkan pada ayahnya.

Ada sebuah riset yang menunjukkan jika seorang anak perempuan tidak dekat dengan ayahnya pada fase ini maka data menunjukkan anak itu 6 kali lebih rentan akan ditiduri oleh laki-laki lain. Di sebuah artikel parenting, dulu saya juga menemukan hal senada. Jika tidak dekat dengan ayahnya, maka anak perempuan akan mudah terpikat dengan laki-laki yang menawarkan perhatian dan cinta meski hanya untuk kepuasan dan mengambil keuntungan semata.

Saat ada laki-laki yang memuji kecantikannya, mungkin ananda gak gampang silau karena ada ayahnya yang lebih sering memujinya. Kalau ada laki-laki yang memberikan hadiah, ananda tak akan gampang klepek-klepek karena ada ayahnya yang lebih dulu mencurahkan perhatian dan memberi hadiah.

Pada fase ini jika anak perempuan harus dekat dengan ayahnya, maka sebaliknya, anak laki-laki harus dekat dengan bundanya. Efek yang sangat mungkin muncul jika tahap ini terlewat, maka anak laki-laki punya potensi lebih besar untuk jadi suami yang kasar, playboy, dan tidak memahami perempuan.

Fase berikutnya setelah 14 tahun bagaimana? Sudah tuntas. Karena jumhur ulama sepakat usia 15 tahun adalah usia aqil baligh. Artinya anak kita sudah "bukan" anak kita lagi. Ia telah menjelma menjadi orang lain yang sepadan dengan kita

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Tanya jawab :


(T) Nah ini ga sedikit sosok bpk tidak LDR tp seperti LDR. Apalg semakin jelas dgn adanya prosentase kl anak laki-laki butuh sosok maskulin 75%.  bgmn yg kl satu keluarga anaknya laki-laki semua dan tmpt tinggal jauh dari sanak keluarga.

(J) Banyak pihak-pihak yang bisa mengisi sosok maskulin tapi tidak menggantikan peran ayah. Misalnya guru, ustaz, tetangga... Bahkan seorang petugas parkir, pak polisi pun bisa menjadi panutan anak dalam meningkatkan sisi maskulinnya.  Selain itu, anak2 juga perlu diberi kegiatan yg merangsang maskulinnya  misalnya taekwondo, memanah, dll.
Kalau saya perhatikan anak yg LDR dan sosok ayah tidak tiap hari dilihat, akan gampang dekat dgn laki-laki dewasa. Misalnya di Alde, omnya yg datang kerumah, Alde lebih mau digendong omnya dibanding sama tantenya. Sebenarnya mungkin ayah tidak bisa 100% ada di rumah, namun pada saat sang ayah datang, maka romantisme anak dan ayah pasti akan terjalin sangat kuat dan apapun perkataan ayah akan didengar oleh anak.
Dan Ayah harus jadi lelaki pertama yang dikenang anak-anak lelakinya dalam peran seksualitas kelelakiannya. Ayah pula yang menjelaskan pada anak lelakinya tata cara mandi wajib dan konsekuensi memiliki sperma bagi seorang lelaki.
Selain itu, Ibu harus jadi wanita pertama hebat yang dikenang anak anak perempuannya dalam peran seksualitas keperempuanannya. Ibu pula orang pertama yang harus menjelaskan makna konsekuensi adanya rahim dan telur yang siap dibuahi bagi anak perempuan.

(T) Umur berapa anak bisa diperkenalkan tentang rahim Bun?

(J) Pada usia 7-10 tahun arena pada fase ini anak laki2 harus didekatkan pada ayahnya dan anak perempuan harus dekat dengan ibunya.

(T)Apakah tetap hrs diceritakan walaupun anak-anak tdk bertanya? Atau menunggu mereka bertanya Bun?

(J) Kalo saya sih melihat kondisi bun. Ghaly baru berumur 7 tahun dan dalam fase ini, saya belum menceritakan swcara detail. pernah dia bertanya bagaimana dia bisa lahir? Apa itu plasenta? Bagaimana anak bayi bisa makan di perut. Dan ada masanya anak2 akan bertanya dan nyerempet2 tentang seksualitas. Apalagi dengan kondisi lingkungan yang sering berbicara kotor πŸ™ˆπŸ™ˆ

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Sumber referensi ;

  • https://www.wartapilihan.com/mendidik-fitrah-seksualitas-anak
  • https://sofianaindraswari.com/mempersiapkan-calon-ayah-mendidik-fitrah-seksualitas-anak-laki-laki
  • http://persisbangil.hol.es/?id=artikel&kode=105
  • http://www.fissilmikaffah.com/2017/12/fitrah-seksualitas.html?m=1
  • Buku Fitrah Based Education by Harry Santosa


Bunda sayang
Level 11
Tantangan 10 



#Tantangan10hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#FitrahSeksualitasAnak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar